Hari ini saya akhirnya memecahkan keheningan di tahun 2012 dengan sebuah postingan pada tanggal 16 Februari 2012.
Ada sesuatu yang membuat saya akhirnya menulis lagi. Satu alasan sederhana yang membuat saya menulis adalah karena saya baru saja menyadari betapa egoisnya saya.
Kemarin malam salah seorang sahabat, patner dalam pelayanan saya dipanggil pulang oleh Bapa. Hal ini sangat mengganggu saya secara pribadi karena sampai detik-detik terakhir saya masih mengharapkan adanya mujizat. Yeah, saya sangat percaya pada mujizat. Saya sempat berdoa memohon atau mungkin seperti mendesak Tuhan agar kalau bisa Ia membiarkan sahabat saya tetap hidup. Saya percaya saya dan teman-teman lain juga mengharapkan hal yang sama. tapi Tuhan berkehendak lain. saat salah seorang teman mengirimkan kabar lewat pesan singkat ke handphone saya, hal pertama yang muncul dalam pikiran saya adalah sebuah pertanyaan yang sering saya lontarkan pada Tuhan "Kenapa begini???"
Saya merasa ingin mengedor pintu surga dan mendesak Bapa segera membukanya hanya untuk memberikan satu jawaban yang dapat membuat saya mengerti. Saya ingin Dia segera memberi satu alasan kenapa harus teman saya, sahabat saya, seorang pelayan yang setia, seorang yang masih punya begitu banyak impian untuk diwujudkan, kenapa harus sahabat saya yang Tuhan ambil dalam usia mudanya di saat dia masih bisa melakukan banyak hal berharga untuk Tuhan?
Saya mulai merasa bahwa Tuhan tidak adil dalam hal ini. Saya berharap ini semua hanya mimpi.
Dalam kesedihan yang mendalam Tuhan mengingatkan saya lewat teman saya Jack lewat satu bagian Firman yang kami renungkan di Trinity 2 or 3 minggu yang lalu.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Satu kebenaran indah yang saya dapatkan hari ini dalam kesedihan dan kehilangan seorang sahabat adalah saya diajarkan untuk melihat bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal. Dia tidak hanya bekerja lewat sukacita yang kita alami tapi juga lewat dukacita. Dia tidak hanya bekerja lewat 'kelahiran' tapi juga 'kematian'. Dia ada dalam segala hal, mengontrol setiap hal-apa pun itu, Dia juga yang akan menghapus air mata saya dan teman-teman yang merasa sangat kehilangan, dan Dia Allah yang saat ini sedang memeluk sahabat saya dengan kasihNya yang besar. Dia Allah yang sama yang telah memberi kehidupan kepada sahabat saya dan Dia juga tetap Allah yang telah memberi kehidupan kekal untuk sahabat saya.
Hari ini saat kami semua yang ditinggalkan merasa berduka Dia datang memberikan kedamaian bahwa ada kepastian akan janjiNya bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Sebab "berharga di mata Tuhan kematian orang-orang yang dikasihiNya".
Selamat jalan K Elsy Lassa...suatu saat nanti kita akan bertemu kembali di rumah Bapa yang kekal...
Bersama K Elsy dan anak-anak Par Oktober 2011 |
"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran"
Amsal 17:17