Sunday, November 27, 2011

Kemenangan di Tangan Tuhan

Syalom semuanya..
Senang sekali rasanya bisa sharing lagi hari ini. Apa kabar? Smoga tetap dahsyat dalam Tuhan. Akhir-akhir ini saya merasa agak menjauh dari Tuhan tapi satu fakta yang sangat saya sukai dari Tuhan adalah bahwa Dia tidak pernah menjauh dari saya sekalipun saya merasa saya mulai membangun jarak yang jauh dariNya. Dia bahkan selalu membawa saya mendekat padaNya.

Itulah sebabnya akhirnya oleh anugerah Allah saya bisa sharing lagi hari ini dalam bulan ini. Btw, minggu ini kita sudah masuk minggu advent 1, artinya sebentar lagi Natal tiba... Walaupun bulan ini kelihatan sepi (saya tidak memposting renungan) Thank God akhirnya minggu ini ada yang bisa saya bagikan. Sebenarnya setiap hari pasti ada yang bisa kita bagikan sebab setiap hari kita pasti merasakan kasih setia Tuhan.
Berbicara tentang kasih setia Tuhan, ada lagi satu bagian Firman Tuhan  dari kitab 2 Tawarikh yang bercerita tentang bagaimana Tuhan menolong umatNya di saat-saat genting, ketika musuh mengepung dan sepertinya tidak ada pengharapan.

2 Tawarikh 20:1-26 (Teks Alkitab Indonesia terjemahan baru)
20:1 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.
20:2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
20:3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
20:4 Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.
20:5 Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru
20:6 dan berkata: "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.
20:7 Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?
20:8 Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. Kata mereka:
20:9 Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yakni pedang, penghukuman, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu, karena nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami.
20:10 Sekarang, lihatlah, bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir ini! Ketika orang Israel datang dari tanah Mesir, Engkau melarang mereka memasuki negerinya. Oleh sebab itu mereka menjauhinya dan tidak memusnahkannya.
20:11 Lihatlah, sebagai pembalasan mereka datang mengusir kami dari tanah milik yang telah Engkau wariskan kepada kami.
20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
20:13 Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.
20:14 Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah,
20:15 dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.
20:16 Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel.
20:17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu."
20:18 Lalu berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalempun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya.
20:19 Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.
20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"
20:21 Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"
20:22 Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.
20:23 Lalu bani Amon dan Moab berdiri menentang penduduk pegunungan Seir hendak menumpas dan memunahkan mereka. Segera sesudah mereka membinasakan penduduk Seir, mereka saling bunuh-membunuh.
20:24 Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.
20:25 Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta milik, pakaian dan barang-barang berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak dari pada yang dapat dibawa. Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya.
20:26 Pada hari keempat mereka berkumpul di Lembah Pujian. Di sanalah mereka memuji TUHAN, dan itulah sebabnya orang menamakan tempat itu Lembah Pujian hingga sekarang.

Bacaan ini menceritakan tentang Raja Yosafat yang berdoa karena ia akan diserang oleh bani Moab, Amon dan sepasukan orang Meunim. Kenapa Yosafat diserang? Hal ini masih ada kaitannya dengan pasal sebelumnya yakni keputusan Yosafat untuk bersekutu dengan raja Ahab (raja Israel) menyerang bani Moab dan Amon. Dalam peperangan itu raja Ahab mati tapi raja Yosafat berhasil meloloskan diri sehingga orang-orang ini akhirnya kembali menyerangnya. Keputusan Yosafat untuk bersekutu dengan raja Israel rupanya tidak dipandang baik oleh Tuhan sehingga dalam bacaan ini kita menemukan bahwa Yosafat takut. Ketakutan ini tidak semata disebabkan karena penyerangan tapi karena Yosafat takut akan murka Tuhan terhadap dirinya dan umatnya atas keputusannya yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Dalam ketakutannya akan serangan musuh, dia mengambil satu keputusan penting untuk mencari  Tuhan dan berdoa. Ia dan seluruh umat Yehuda berpuasa dan berdoa. Di dalam pelataran Allah Yosafat berseru pada Tuhan. Dalam doanya ada beberapa hal penting yang dapat kita temukan dalam doa yang dinaikannya di hadapan Tuhan;
1.    Yosafat mengakui kebesaran Allah dan mengingatkan Tuhan akan perjanjian kekal yang telah diikatNya dengan Abraham, bapa mereka. Perjanjian (covenant) itu merupakan suatu perjanjian kekal yang tak dapat tergantikan oleh apa pun. Saat saya membaca doa yang dinaikan oleh Yosafat, saya teringat satu bagian Firman Tuhan dalam Galatia 3:29 “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” Di sini kita melihat bahwa perjanjin antara Allah dengan Abraham tidak akan mungkin terhapus oleh waktu bahkan batasan suku bangsa. Oleh kasih karunia Allah kita pun ikut ambil bagian dalam perjanjian itu lewat Kristus Tuhan kita. Karena jika kita adalah milik kristus (Kristus diam di dalam kita dan kita di dalam Dia) maka kita pun adalah keturunan Abraham dan berhak atas janji Allah. Hal ini terbukti bahwa dalam keadaan terjepit sekalipun saat Yosafat datang dan berseru pada Tuhan, Tuhan mendengarnya karena Tuhan ingat akan perjanjian kekal yang telah diikatNya dengan Abraham.

2.     Yosafat tetap fokus pada Tuhan sekalipun serangan musuh siap menghancurkannya. Ayat 12 dalam doanya ia berseru : 20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
Yosafat sadar bahwa dia tidak dapat mengandalkan kekuatan apapun. Pasukan berkuda ataupun orang-orang perkasa tak dapat ia andalkan tapi sumber kekuatannya ada pada Tuhan semesta alam.

Dan sesuatu yang luar biasa Tuhan kerjakan. Ia mendengar seruan umatNya. Dengan perantaraan Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, Tuhan berbicara bahwa bukan mereka yang akan berperang melainkan Tuhan yang berperang ganti umatNya. Mereka hanya perlu maju dan menghadapi musuh sebab peperangan itu ada dalam tangan Tuhan.

Keesokan harinya mereka pun maju. Yosafat kembali meneguhkan iman umatnya untuk percaya pada janji Tuhan. Barisan disiapkan dan Yosafat membuat satu perubahan dalam barisan perangnya. Ia tidak hanya mempersiapkan tentara dengan senjata tapi juga menyiapkan suatu pasukan khusus, yakni orang-orang yang akan memuji Tuhan (barisan pemuji) dalam pakaian kudus dengan nyanyian;

“ Nyanyikanlah nyanyia syukur bagi Tuhan, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya”

Tuhan membuat perkara besar dalam peperagan itu. Orang Yehuda bahkan tidak perlu berperang sama sekali. Ayat 24 mengatakan “Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.”

Hari itu Tuhan membuat umatNya melihat bahwa penolong mereka tidak pernah tertidur dan tidak pernah terlelap. Penolong Israel satu-satunya adalah Tuhan semesta alam pencipta langit dan bumi, Allah yang tidak pernah melupakan perjanjian kekalNya dan Allah yang kasih setiaNya tak pernah berubah.

Dari cerita ini Tuhan mengajarkan kita beberapa hal penting. Tuhan mau mengingatkan kita  untuk;
1.    Belajar mempercayaiNya sekalipun dalam keadaan terhimpit. Tuhan sedang mengingatkan kita bahwa dalam keadaan apapun Ia masih mengontrol semuanya sebab ditangan Tuhanlah peperangan itu.

2.    Mencari Tuhan dan merendahkan diri di hadapanNya. Tuhan mau kita sadar bahwa yang perlu kita lakukan adalah datang di hadiratNya dan berserah sepenuhnya. Dalam segala pergumulan kita, seberat apapun itu tetap luangkan waktu untuk datang dihadapan Tuhan dan mencurahkan isi hati kita kepadaNya.

3.    Tetap bersukacita. Ketika orang Yehuda hendak maju berperang melawan musuh yang begitu banyak, dalam segala ketakutan mereka, mereka tetap memuji Allah. Tuhan sedang mengingatkan kita bahwa ‘bersukacita senantiasa’ sangatlah penting. Kitab Mazmur mengatakan “sukacita Tuhan adalah kekuatanku”. Dalam sukacita, pujian yang kita naikan kepada Tuhan memberikan kita kekuata baru untuk terus melangkah ke depan sekalipun ada begitu banyak tantangan yang ada di hadapan kita.

Saya yakin bahwa kita tak ada yang luput dari masalah. Mungkin saat ini ada yang berada dalam situasi terhimpit dan merasa hampir putus asa. Jika iya, hari ini Tuhan mau mengingatkanmu, termasuk saya bahwa ‘kemenangan masih ada, sebab di tangan Tuhanlah peperangan itu’. Tangan kananNya memberimu kemengangan.
Tuhan memelukmu!